Belajar dari Matematikawan

Spread the love

Pemilihan karier di masa yang akan datang sangat bergantung pada pola asuh, lingkungan, sekolah dan kegemaran anak tersebut.

Untuk menjadi seorang ilmuwan  atau peneliti, dapat diawali dengan berbagai kegemaran terkait berpikir ilmiah, seperti bertanya, menyelidik, bahkan melakukan berbagai eksperimen.

Terkadang kita ingin mempelajari sesuatu tergantung pada tokoh di balik itu, kemudahan akses atau keharusan yang ditujukan kepada seseorang (endorsment).

Untuk menjadi seorang ilmuwan, kita perlu berupaya  menemukan sesuatu terlebih dulu(to find), menemukan sesuatu yang bersifat kebaruan (to discover) atau membuat/mengkreasikan sesuatu yang berguna (to invent).

Para Matematikawan tempo dulu telah menunjukkan bahwa  Matematika dapat dijadikan landasan untuk menemukan sesuatu  yang baru dalam bidang ilmu yang lain.

Beberapa Matematikawan juga mempelajari bidang ilmu lain seperti Fisika, Kimia, Kedokteran, Politik atau Hukum.

Contohnya Thales (624-546 SM) adalah seorang matematikawan Yunani yang juga ahli dalam bidang Astronomi, Fisika dan Ilmu Alam.

Ia menemukan cara mengukur ketinggian piramida dengan menggunakan konsep ruang dan waktu untuk bangun serta memprediksi peredaran Matahari.

Contoh lain adalah Rene Descartes yang mempelajari Matematika, Fisika, Politik dan Filsafat dalam waktu yang bersamaan.

Dia adalah orang yang pertama kali menemukan cara menggunakan sistem dua atau tiga nomor seperti (A, B) atau (A, B, C) sebagai koordinat untuk menggambarkan titik poin/letak sebuat benda.

Ali bin Abi Thalib adalah seorang ahli Matematika yang sangat menguasai Ilmu Agama. Ia adalah menantu Nabi Muhammad yang mempopulerkan simbol angka dalam huruf Arab dengan yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0 . Ali juga yang menyederhanakan penulisan lambang dari angka Romawi di mana sepuluh dengan “X”, dengan “C” ratus, seribu.

Ilmuwan yang  bernama Ibnu Sina  adalah matematikawan yang  mendapat julukan sebagai “Bapak Kedokteran Modern”. Nama lengkapnya adalah Abu Ali Husain ibn Abdillah ibn Sina atau dikenal juga dengan nama Avvicena. Ia lahir di Asfshana (sekarang wilayah Uzbekistan) tahun 980M.

Avvicen mempunyai semangat belajar yang luar biasa. Ia selalu melandasi proses belajarnya dengan keimanan dan ketakwaan. Selain belajar ilmu-ilmu kedokteran, ia juga belajar ilmu agama Islam yang brilian. Ibnu Sina mengajarkan bahwa kecerdasan intelektual tidak akan berguna jika tidak ditopang dengan keimanan dan ketakwaan.

Selain ilmuwan dari luar, adapula  ilmuwan terkenal Indonesia antara lain: (1) Reinard Primulando, peneliti fenomena kekuatan misterius yang berinteraksi  dengan gravitasi di seluruh jagat raya serta bertanggung jawab terhadap keteraturan dari kecepatan rotasi yang (hampir) konstan dari seluruh galaksi

(2) Suharyo Sumowidagdo, alumnus UI yang menemukan teori fisika yang sangat fenomenal yaitu partikel Higgs Boson di Large Hadron Collider (LHC).

Baca Juga: Matematika dan Pembentukan Karakter

(3) Tri Astraatmadja, seorang alumnus ITB yang meneliti di Max-Planck-Institut für Astronomie dengan membuat Teleskop Neutrino. Teleskop ini dapat digunakan  untuk mendeteksi sinar gamma dari ruang angkasa.  Dari situ dia berupaya untuk mengetahui hukum-hukum dasar yang menggarisbawahi cara kerja alam semesta.

(4) Hokky Situngkir,  menemukan pola geometri pada batik dan anyaman di Indonesia. Dengan mengetahui polanya, kita dapat menggenerate rumus matematikanya dan memodifikasi pola dalam batik dan anyaman yang lebih kompleks dengan efisien.

Sejarah Matematika menunjukkan bahwa hampir semua ilmuwannya menjadikan Matematika sebagai dasar untuk mempelajari berbagai ilmu lain dalam waktu yang bersamaan.

Mereka dikenal mempunyai daya juang yang tinggi, daya abstraksi yang tinggi, logika yang memadai  dan dukungan dari lingkungan. Matematikawan mengajarkan  hal-hal positif yang diperoleh dari Matematika antara lain:

(1) Pola Pikir Sistematis, Matematika adalah suatu ilmu yang membantu orang untuk berpikir secara sistematis. Hal ini yang sangat penting dalam menjalani kehidupan, baik dalam pekerjaan maupun keseharian.

Melalui kebiasaan berhitung, berlatih pola bilangan, dan sejenisnya, membiasakan otak manusia berpikir secara runut. Hal ini akan memudahkan seseorang untuk mampu mengorganisasi suatu kegiatan atau proyek besar. Kemampuan ini wajib  dipunyai untuk menjadi seorang pemimpin di kemudian hari.

MANFAAT BELAJAR MATEMATIKA

(2) Berkembangnya kemampuan bernalar (Logika). Hampir seluruh aspek matematika berbicara tentang kemampuan bernalar berdasarkan logika, abstraksi dan sistematika yang runtut. Semua asumsi, praduga, dihasilkan melalui penalaran yang tepat.

Johnson dan Rising (1972) mengemukakan bahwa Matematika dibentuk atas dasar kebutuhan pembuktian yang logis. Logika yang tepat, daya abstraksi yang tinggi dapat menajamkan pola pikir. Kemampuan ini berguna ketika seseorang akan mengambil keputusan secara matang.

Logika berpikir ini dapat membantu orang untuk menilai sebuah informasi yang tersedia merupakan hoax atau bukan.  Logika berpikir dapat diperoleh dengan berlatih menyelesaikan latihan soal-soal matematika. Kemampuan pemecahan masalah dalam Matematika akan memperkuat daya nalar dengan logika yang tepat

(3) Kemampuan Berhitung, saat ini berhitung merupakan softskil yang sangat dibutuhkan. Hampir semua lini kehidupan membutuhkan keterampilan berhitung. Bahkan dalam skala yang sangat sederhana seperti menghitung uang kembalian. Penggunaan angka yang sejatinya simbol untuk mengukur hasil, malah dihindari.

Kebutuhan berhitung memang tidak perlu ahli, namun setidaknya mampu melakukannya dengan tepat dan cepat. Kemampunan numerasi ini sangat diperllukan seorang pebisnis agar mahir menghitung keuntungan.

(4)Kemampuan Menarik Kesimpulan Secara Deduktif, Matematika sering disebut juga sebagai ilmu yang bersifat deduktif. Artinya, matematika membantu seseorang dalam menarik kesimpulan berdasarkan pola yang umum. Hal ini akan membiasakan otak kita untuk berpikir secara objektif. Kemampuan berpikir objektif merupakan soft skill yang diperlukan dalam dunia kerja. Kemampuan ini dapat menjadikan seseorang mampu berpikir secara rasional.

(5) kemampuan untuk menjadi teliti, cermat, dan sabar, Pelajaran Matematika sarat akan soal-soal yang rumit dan panjang. Hal yang tentu membutuhkan kesabaran, ketelitian,kecermatan dalam menyelesaikannya.

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Menyukseskan KBM Daring

Jika kita melakukan kesalahan pada satu langkah saja, maka akan mendapat hasil akhir atau kesimpulan yang salah. Akibatnya kita harus mengulang kembali proses menghitung dari awal. Seorang terbiasa menyelesaikan persoalan matematika yang rumit dan panjang menjadi lebih teliti, cermat, serta sabar.

Kemampuan ini bisa dicapai melalui pembiasaan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Skil ini sangat dibutuhkan oleh orang yang berprofesi sebagai analis, ilmuwan atau akuntan dalam menelaah data.

Terlepas dari apapun cita-cita seseorang, pelajaran matematika dapat membantu untuk mencapainya. Belajar dari tokoh Matematika, kita sadar akan pentingnya mempelajari Matematika dan  kemampuan yang akan menyertai orang  yang rajin belajar Matematika.

Pada dasarnya pelajaran matematika akan membantu kita agar lebih survive dan beradaptasi dalam beragam bidang kerja. Marilah mencintai pelajaran matematika, niscaya kita akan menikmati saat mempelajarinya dan memperoleh  softskil  yang dibutuhkan untuk hidup di kemudian hari.

 

Oleh: Maria Ernawati M. Tana

 

 

Baca juga tulisan lain di kolom Corak atau tulisan menarik lainnya dari Maria Ernawati M. Tana

 


Spread the love

Mungkin Anda Menyukai