Lomba Menulis Pojok Sehat

Spread the love

Ketika ada anggota keluarga yang sakit, apa tindakan pertama yang Anda atau keluarga Anda lakukan? Apakah langsung memanfaatkan fasilitas kesehatan modern seperti puskesmas atau ada alternatif metode yang lain?

Meski seluruh lini kehidupan kita mengalami perkembangan makin modern, beberapa pendekatan tradisional tetap menunjukkan eksistensinya hingga saat ini, bahkan mungkin akan terus dipertahankan pada masa mendatang.

Salah satunya pada bidang kesehatan. Kita mudah menemukan informasi seputar kearifan lokal yang masih dipertahankan untuk pengobatan penyakit tertentu, maupun sekadar bentuk pencegahan masalah kesehatan, atau untuk meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik.

Salah satu negara yang terbilang maju dalam pengembangan metode pengobatan tradisionalnya adalah Tiongkok. Barangkali kita cukup familiar dengan TCM (Traditional Chinese Medicine) atau pengobatan tradisional China, sebut saja metode akuputur salah satunya.

Kita juga mudah temukan literatur yang membahas metode tradisional mereka. Sebagai contoh ada buku terbitan Gramedia tahun 2011 yang ditulis Andri Wang dengan judul: “Rahasia Tiongkok Kuno untuk Hidup Sehat, Bahagia, dan Panjang Umur.”

Metode TCM itu bisa berkembang karena dipertahankan terus penggunaannya oleh masyarakat setempat. Kemudian para ilmuwan mereka juga rajin melakukan penelitian dan publikasi, sehingga khasiatnya makin menyakinkan dan makin dikenal luas di seluruh dunia.

Kita mudah temukan laporan riset terkait topik TCM di berbagai database penelitian sebagai solusi untuk berbagai macam masalah kesehatan. Bahkan untuk penanganan wabah terbaru COVID-19, TCM juga dipakai sebagai terapi pelengkap atau komplementer.

Pendek kata, kita orang Indonesia lumayan akrab dengan pengobatan tradisional bangsa lain, seperti Tiongkok dalam contoh di atas. Pertanyaannya, apakah bangsa lain mengenal pengobatan tradisional bangsa kita?

Bila kita menelisik lebih jauh, kita di Indonesia sebenarnya memiliki potensi pengobatan tradisional yang cukup menjanjikan. Apalagi sumber daya tersebut sudah didukung dalam bentuk peraturan yang resmi, misalnya dalam dalam Undang-Undang Nomor 36  Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Pada tatanan praktik, kita juga sudah bisa melihat di bebarapa perguruan tinggi sudah membuka program studi khusus untuk pengobatan tradisional. Di Unair, misalnya, terdapat Prodi Battra (Pengobatan Tradisional) yang bernaung di bawah fakultas vokasi. Kemudian di RS Unair juga sudah membuka poli khusus untuk Battra.

Pada fakultas yang mempelajari metode pengobatan modern (pengobatan medis yang umumnya kita kenal) atau kedokteran dan keperawatan juga tidak menutup diri dengan perkembangan pengobatan tradisional tersebut.

Kehadiran pendekatan tradisional ini dianggap sebagai pelengkap, sehingga kadang ada mata kuliah tambahan yang mereka pelajari seperti Terapi Komplementer.

Beberapa fakta tersebut membuat kita makin yakin dengan peluang mengembangkan pengobatan tradisional di Indonesia. Mari kita persempit lagi ruang observasinya di Nusa Tenggara Timur.

Apakah kita di NTT memiliki kearifan lokal dalam bidang kesehatan yang berpotensi untuk dikembangkan?

Jawabannya barangkali ada, namun masih abu-abu, karena kurang mendapat perhatian. Jangankan orang lain, mungkin saja kita sendiri sebagai warga NTT malah mengabaikannya; atau kurang percaya diri untuk memanfaatkannya. Apalagi untuk memperkenalkannya pada khalayak luas.

Karena itu, dalam rangka merayakan ulang tahun yang pertama rubrik Pojok Sehat yang bernaung di bawah “rumah gagasan” arnolduswea.com ini, maka kami mengundang warga NTT untuk berpartisipasi dalam lomba menulis dengan tema: “Mengggali Kearifan Lokal Bidang Kesehatan di NTT  untuk Kualitas Hidup yang Lebih Baik”

Tema yang kental dengan lokalitas NTT ini selaras dengan semangat “Dhegha Nua” yang menjadi roh utama gerakan arnolduswea.com. Dhegha Nua diartikan sebagai gerakan pulang kampung. Kita juga perlu menengok kekayaan lain di kampung kita, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.

Jika tertarik, Anda diminta untuk menuliskan salah satu kearifan lokal dari daerah asal Anda yang berkaitan dengan bidang kesehatan, lalu diulas semenarik dan sekreatif mungkin.

Hasil tulisan ini memang bukan untuk dijadikan panduan praktik pengobatan yang baku, tapi siapa tahu bisa menjadi ide untuk pengembangan metode pengobatan tradisional pada masa mendatang.

Kearifan lokal dalam bidang kesehatan yang dipilih, setidaknya bermanfaat untuk dua hal: pengobatan atau pencegahan penyakit tertentu. Pilihan jenis penyakit bebas saja, syukur kalau dikaitkan dengan kondisi yang sedang tren saat ini.

Bisa juga mengeksplorasi gaya hidup suku tertentu yang punya kontribusi bagi kesehatan. Misalnya, ada suku X yang warganya terlihat jarang sakit dan rata-rata berumur panjang bila dibandingkan suku lain. Anda bisa menelusuri gaya hidup unik yang mereka terapkan, lalu ceritakan dan ulas semenarik mungkin.

Sekadar panduan saja, setidak dalam tulisan Anda memuat informasi atau jawaban atas pertanyaan sebagai berikut:

  • Kalau sakit, lebih percaya metode medis atau tradisonal? Atau kombinasi keduanya?
  • Apakah metode tradisional yang dipakai bertentangan dengan metode medis?
  • Bagaimana pandangan tenaga medis ketika misalnya Anda dan keluarga ketahuan menggunakan metode tradisional tersebut?
  • Apa yang membuat Anda dan keluarga yakin dengan metode tradisional tersebut?
  • Bagaimana langkah-langkah pengobatan atau perawatan dengan metode tradisional tersebut?
  • Apa saja khasiat yang diperoleh dari metode tradisional tersebut?
  • Coba bandingkan kelebihan dan kekurangan metode tradisional tersebut dengan pengobatan medis. Atau coba kaitkan dengan hasil penelitian terkait.
  • Bagaimana pandangan dan harapan Anda terkait metode tradisional tersebut pada masa mendatang?

Ingat, tulisan Anda tidak sekadar menjawab pertanyaan di atas. Pertanyaan itu hanya sedikit panduan bagi Anda untuk memantik ide yang lebih dalam lagi. Silakan berkreasi sebebas mungkin, asalkan tetap menarik, dan yang paling penting masuk akal.

Ketentuan Peserta:

  • Lomba ini diperuntukkan khusus bagi warga NTT
  • Umur, pekerjaan, dan status pendidikan tidak dibatasi
  • Gender apapun diterima
  • Berasal dari daerah atau suku mana saja, asal dalam wilayah NTT.
  • Punya akun media sosial FB atau IG, sehingga bisa berteman dengan akun FB Redaksi ArnoldusWea (https://web.facebook.com/degha.nua.1) dan “like” atau ikuti halaman ArnoldusWea.com (https://web.facebook.com/arnoldusweadotcom)
  • Follow akun IG @arnoldusweadotcom

Ketentuan Penulisan:

  • Tulis di Ms Word ukurang A4 dengan margins normal saja
  • Panjang tulisan antara 1.000 hingga 1.500 kata
  • Lampirkan identitas singkat penulis (termasuk foto KTP, jika tidak ada, Anda bisa menggunakan kartu identitas lainnya) pada bagian akhir tulisan
  • Tulisan tidak harus kaku seperti tulisan ilmiah; pakai saja gaya penulisan populer
  • Perhatikan etika umum dalam penulisan
  • Tulisan dikirim ke surel redaksideghanua@gmail.com dengan Subjek: (LOMBAPOJOKSEHAT_Nama)

Ketentuan Penilaian:

  • Keaslian atau kesegaran gagasan
  • Kreatifitas mengelola atau mengeksekusi ide
  • Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
  • Cara pengutipan sumber yang benar (sumber elektronik bisa langsung tautkan atau Hyperlink pada teks terkait, dan masukan alamat sumbernya pada “Browsed page”. Jika bingung, lampirkan saja pada daftar pustaka).
  • Kemampuan mengelaborasi pengalaman atau narasi hasil observasi dengan hasil penelitian terkait.

Dewan Juri:

  • Seluruh kru redaksi arnolduswea.com

Tanggal Penting:

  • Peluncuran lomba : 1 Maret 2021 (Hari ulang tahun #PojokSehat)
  • Pengiriman tulisan : 1 Maret-22 Maret 2021
  • Penilaian : 23-30 Maret 2021
  • Pengumuman pemenang : 31 Maret 2021

Total Hadiah Lima Juta Rupiah:

  • Juara I : Rp. 2.00.000 (Dua Juta Rupiah)
  • Juara II : Rp. 1.750.000 (Satu Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
  • Juara III : Rp. 1.250.000 (Satu Juta Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)

Narahubung:

  • Saverinus Suhardin (085239021436)

 


Spread the love

Mungkin Anda Menyukai