Tantangan Kepemimpinan AP-RB di Ngada

Spread the love

Pada Jumat, 26 Februari 2020, Viktor Bungtilu Laiskodat—Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)—melantik lima pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di NTT yang memenangkan Pilkada serentak pada tanggal 09 Desember 2020 lalu.

Peristiwa pelantikan ini, sebagai puncak dari pesta rakyat, tentu memberikan harapan baru bagi masyarakat pemilih.

Hal unik dari gelaran konstelasi perhelatan Pemilukada yang diikuti oleh 9 Kabupaten di NTT, ternyata, dimenangkan oleh paket yang bukan berasal dari  Petahana. Di beberapa daerah yang mengikutsertakan calon incumbent dalam pertarungan politik,  hampir semuanya gagal mempertahankan kekuasaan.

Pengalaman ini mengandung makna bahwa, eksistensi karir politik kekuasaan di era demokrasi seperti sekarang ini, sangat bergantung pada tingkat kepuasan publik, sementara, pesta demokrasi (Pilkada) yang turut diikuti oleh petahana dapat dipandang sebagai ruang sidang terbuka rakyat untuk mengadili mereka yang pernah ada di ruang kekuasaan apakah mereka layak berkuasa lagi atau justru terjungkal.

Di Kabupaten Ngada, NTT, calon petahana ikut merasakan kekalahan. Kompetisi tersebut telah dimenangkan oleh Paket nomor urut 2, Andreas Paru dan Raimundus Bena (AP-RB). Kemenangan AP-RB sudah barang tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pertama, rendahnya tingkat kepuasan publik terhadap Petahana. Sebagai politisi yang pernah berkuasa, figur Petahana semestinya memiliki pengaruh politik yang lebih besar bila dibandingkan dengan paket lainnya.  Tetapi, hal tersebut akan berubah, jika prestasi dan kinerja pembangunan Petahana jauh berjarak dari  harapan masyarakat.

Benar bahwa mesin politik selama masa kampanye memiliki pengaruh yang besar, tetapi, kinerja kepemimpinan bagi seorang petahana merupakan faktor utama yang mampu menentukan proses akumulasi suara untuk merengkuh kemenangan.

Dalam logika ini, mestinya Petahana sudah memiliki basis dasar akumulasi politik elektoral yang jauh lebih kuat karena ia memiliki modal besar dengan menunjukkan bentuk kinerja selama berada di pucuk kekuasaan.

Merosotnya kepuasan publik terhadap petahana, dengan cepat menyebabkan pembelokan arah dukungan elektoral, sehingga, hal ini justru menguntungkan kandidat lain yang ikut bertarung dalam Pilkada Ngada beberapa waktu yang lalu.

Dalam hal ini, boleh jadi, AP-RB ikut merasakan buah manis dari rendahnya tingkat kepuasan publik terhadap Petahana.

Kedua, tingginya soliditas, efektivitas dan produktifitas mesin politik. Tidak dapat dipungkiri bahwa mesin politik memberikan kontribusi besar bagi kemenangan AP-RB. 

Sebagai pasangan calon yang diusung oleh koalisi Partai Golkar dan PKB,  Andreas dan Raimundus memiliki komposisi tim pemenangan pemilu yang handal, apa lagi digawangi oleh seorang Berni Dhei Ngebu yang tengah menjabat sebagai Ketua DPRD Ngada periode 2019-2024.

Di ruang legislatif, PKB dan GOLKAR memiliki komposisi yang cukup kuat, yakni PKB 4 kursi dan GOLKAR 3 kursi. Kondisi ini, memberikan gambaran bahwa koalisi GOLKAR dan PKB sudah memiliki basis elektoral yang cukup besar di lapangan. Jangan heran jika pada akhirnya AP-RB dapat meraih kemenangan.

Tim pemenangan dinilai bekerja efektif dalam memenangkan Paket AP-RB. Hal itu dapat dilihat dari kerja-kerja politik yang sangat produktif di tingkat akar rumput.

Gagasan-gagasan Paslon diangkat secara konsisten, berkesinambungan, serentak dengan tetap mampu menjaga etika politik, baik dari sisi argumentasi lisan maupun tulis.

Soliditas,  ditunjukan dengan kekompakan tim yang sudah dibangun sejak awal dan terjaga sampai dengan proses pencoblosan. Di sisi lain, kerja-kerja survey bertahap yang telah dilakukan justru mampu mengantisipasi berbagai dinamika di lapangan selama proses politik. Berbagi hal itu turut menyumbang kemenangan AP-RB.Bupati NgadaKetiga, faktor kefiguran Andreas Paru dan Raimundus Bena. Salah satu hal penting yang menjadi penilaian masyarakat terhadap calon pemimpin berkaitan dengan aspek kefiguran. 

AP-RB dinilai memiliki gestur yang natural,  sederhana, cerdas,  disiplin,  dan tegas. AP-RB menampilkan gestur apa adanya tetapi memiliki ketegasan sikap dalam menyampaikan berbagai konsep dan agenda pembangunan Ngada ke depan.

Tiga faktor di atas setidaknya yang terlihat di mata publik sejauh ini. Pertanyaan berikutnya adalah sejauh mana AP-RB mampu menjawab tantangan publik melalui mandat yang mereka terima? 

Kita tentu teringat akan konsep “Tante Nela Paris” yang bergemuruh di masa kampanye beberapa waktu lalu.

Aspek pelaksanaan pembangunan melalui konsep “Tante Nela Paris”  mestinya dapat segara dilakukan secara maksimal sejak hari pertama AP-RB mengucap sumpah menjadi orang nomor satu di Ngada, namun gagasan pembangunan ini harus bertabrakan dengan persoalan mitigasi COVID-19.

Gagasan “Tante Nela Paris” yang menjadi simpul janji politik yang terbukti mampu mendulang kemenangan ini,  dalam waktu yang bersamaan harus berhadapan dengan hambatan yang jauh lebih besar.

Tetapi AP-RB masih dipercaya dapat memilah persoalan mana yang jauh lebih urgent untuk dijadikan sebagai prioritas kerja dalam masa kepemimpinan yang relatif singkat ini.

Menargetkan relokasi anggaran besar untuk meng-gol-kan “Tante Nela Paris” atau mitigasi COVID-19 menjadi pilihan yang mesti dibuat secara matang dengan skala resiko yang berbeda. Pada titik ini kebijakan seorang pemimpin diuji dengan serius.

Terhadap pilihan yang ada, publik pasti mendukung penuh setiap langkah kebijakan yang hendak diambil.  Masyarakat Ngada tentu sudah menyadari bahwa, saat ini, daerah sedang menghadapi dua persoalan serius yang mesti disegerakan langkah penyelesainnya yakni,  pandemik Covid 19 dan tata kelola birokrasi yang bermasalah.

Oleh karena itu,  jika pesta demokrasi adalah ruang pengadilan publik secara politik,  maka sejak hari ini masyarakat Ngada akan melihat, menilai, merasakan dan menikmati bentuk karya pelayanan AP-RB sebagai Pemimpin Ngada agar menjadi bahan dalam memutuskan arah dukungan politik pada momentum pesta rakyat pada masa yang akan datang.

Mandat yang rakyat berikan memuat pesan optimisme besar bahwa AP-RB dapat merubah wajah pembangunan Ngada. Tetapi, sekali lagi, keberhasilan mengejawantahkan keinginan publik, pada bagian pertama sangat bergantung pada kemampuan AP-RB mengelola tantangan di hari-hari pertama berada di atas kursi kekuasaan.  

Kami menunggu gebrakan Anda berdua, sambil terus bersikap mawas dengan berdiri di garis terdepan untuk mengkritisi dengan tegas setiap kebijakan Anda.

*) Gagasan kolumnis ini adalah sepenuhnya tanggungjawab penulis seperti tertera dan tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi

 

Oleh: Bernadus Gapi

 

 

Baca juga tulisan lain di kolom Gagasan atau tulisan menarik lainnya dari Bernadus Gapi

 


Spread the love

Mungkin Anda Menyukai