Kenapa Saya Menginisiasi Gerakan Dhegha Nua?

Spread the love

Beberapa waktu lalu yang belum lama, saya tidak sengaja menonton pidato Wendell Berry’s di Northern Kentucky University, ia melemparkan sebuah pertanyaan yang kira-kira dapat diterjemahkan seperti ini.

Apakah mungkin kita bisa menjadi warga negara yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab jika menganut konsep pulang kampung daripada keinginan untuk melakukan mobilitas ke kota?.

Berry, penulis dan petani Kentucky itu, mengajukan istilah “homecomer” untuk menggambarkan orang-orang yang telah menghabiskan beberapa waktu, biasanya untuk mengejar peluang yang lebih baik di kota, dan kemudian memilih untuk kembali ke pedesaan, akar kehidupan mereka.

Lalu, pada kesempatan yang lain, beberapa kolega dekat saya memutuskan untuk pindah ke kampung halamannya— awalnya saya tidak mengerti mengapa ada orang yang ingin meninggalkan tempat yang sangat berarti bagi mereka—terlebih oleh pekerjaan yang telah menghidupi mereka, lengkap dengan keberkahan materi yang lebih dari cukup.

Tetapi, lambat laun, saya mulai menyadari sesuatu, bahwa kampung halaman sebetulnya merupakan perwujudan dari identitas kita. Sebuah rumah dan inkubator yang membantu membesarkan kita. Dan jelas, kita amat berutang untuk itu.

Dua situasi yang saya alami seperti di atas membuat saya merenung cukup lama dan akhirnya mendapati sebuah poin kunci yakni “pulang kampung”.

Saya mencoba mendefenisikan “pulang kampung” ini dengan banyak hal, tetapi yang saya yakini secara pasti bahwa pulang tidak berarti selalu menetap tetapi lebih dari pada itu bagaimana “kepulangan” itu dapat menjadi bernilai.

Latar belakang pemikiran di atas yang kemudian mendorong saya Arnoldus Wea menginsiasikan sebuah gerakan sosial DHEGHA NUA.

Dalam Bahasa Indonesia, secara harafiah, adalah ingat kampung, tetapi, saya ingin memberi bobot lebih sebagai  sebuah gerakan rindu kampung halaman.

Saya percaya, perasaan rindu akan menjadi penggugah bagi kita untuk pulang dan juga menjadi awal bagi kita untuk mau urun rembuk dalam proses pembangunan di kampung halaman. Tepat di situ, menurut saya kepulangan memiliki nilai yang penting.

Saya juga percaya kampung selalu menjadi titik awal pembentukan karakter manusia sejak usia bayi, anak anak, remaja sampai usia dewasa sehingga, program gerakan DHEGHA NUA yang merupakan gerakan kemanusiaan memiliki program unggulan sebagai produk derivatnya.

Program itu berupa pembangunan karakter anak usia sekolah melalui pengadaan kegiatan training beberapa bidang ketrampilan, bantuan seragam sekolah, alat tulis serta biaya sekolah untuk anak tidak mampu, menjamin ketersediaan alat pendukung belajar mengajar di sekolah, dan pada akhirnya berupa pengembangan metode pengajaran.

Di bidang lain, kami  juga berperan mendorong pembangunan berbagai komunitas berbasis ekonomi kreatif yang dipelopori oleh anak muda, ibu rumah tangga, kelompok guru maupun komunitas adat, sebab kami percaya, karakter individu dapat tumbuh dan terbentuk oleh proses kreatif yang terjadi disekelilingnya.

Saya Arnoldus Wea sebagai co-founder gerakan DHEGHA NUA yakin dan percaya bahwa gerakan ini akan menarik banyak orang yang rindu akan kampung halamannya untuk bisa berpartisipasi, dan kami membuka ruang untuk itu sebesar-besarnya.

Masing-masing mungkin akan memiliki nama dan caranya masing masing untuk berbuat bagi kampung halamannya tapi tujuan kita sama yakni membangun Indonesia, tepat dari dasar eksistensi kita

Adapun website pribadi ini dengan tagline DHEGHA NUA adalah upaya lain dari saya untuk berbagi informasi sehingga minimal dapat menggerakan banyak orang, sekaligus menjadi cara kecil saya untuk mendukung pembangunan literasi yang terus digaungkan oleh stakeholder yang ada di masyarakat Nusa Tenggara Timur

Salam hangat

Arnoldus Wea

Co-Founder Gerakan DHEGHA NUA 

 


Spread the love

Mungkin Anda Menyukai

21 tanggapan untuk “Kenapa Saya Menginisiasi Gerakan Dhegha Nua?

  1. Sungguh Saya terharu Aldus. Orang muda yang berkarakter positif, penuh semangat Dan tentu dengan mata Kepala Dan mata Hari melihat NUA dengan penuh RINDU (Dhegha). Sebagai generasi NON MILENIAL Saya sangat mendukung. Teruslah betkiprah Dan menjadi MILENIAL unggul dari Maghilewa.

  2. ini kren dan sangat edukatif sosialis. Salam dari SMA Katolik Regina Pacis Bajawa Bos. Semoga goresan penaku bisa bernari lincah di media ini, ya. Salam

  3. Terima Kasih Kakak Aldus.. This inspires me so much.. Pertama kali saya lihat postingan kakak yang bagi-bagi tas sekolah dan lain-lain. Saya tersentuh dan menitikkan air mata, yaaa… Bagaimanapun, ini adalah sesuatu yang sangat sangat sangat ingin saya lakukan.. Tetapi di saat ini, saya masih harus memperbaiki diri, banyak hal yang harus saya benahi, termasuk kemampuan finansial.. Memang ada benarnya kata bijak : “berbagi tidak harus tunggu kaya/berada”. Namun apa artinya rasa empati by doing nothing?.
    Saya sangat mendukung acara kakak ini. Setidaknya kakak bisa mewujudkan sesuatu yang menjadi bagian dari mimpi (belum terwujud) kami.. Sehat selalu kak, dan semoga berkat melimpah.. Dewa Sa’o Wo’o nono logo, lidi lagha masa ngo tau hona wi dara dhapi go magha, ulu ma’e mu, kasa ma’e bana..
    God Bless You Kakak..???

  4. Sungguh sesuatu yang sangat luar biasa kae., orang pertama yang saya kenal dan mempunyai jiwa sosial tinggi..
    Kami dukung lewat doa dan mungkin butuh bantuan tenaga sedikit saya bisa bantu ?

  5. Luar biasa teman…menginspirasi banyak orang…tunjukkan semangat loyalitas untuk berbagi tanpa melihat siapa yg kita peduli…
    Salam hangat dari anak-anak SLB…

  6. Mantap Doa,salut!
    Saya pribadi juga sedang merintis kembali ke kampung halaman.
    Semoga sukses Doa,Dewa Wo’o!

  7. Luar biasa bang, ini benar-benar menginspirasi.

    jadi rindu akan kampung halaman, sukses terus bang dan selalu menjadi motifator bagi pemuda indonesia untuk maju.

  8. Luar biasa om aldus, Dhegha Nua merupakan gerakan inovatif yg sangat membantu masyarakat,org bilang bahwa ” kedermawanan adalah perkara sifat,bukan perkara jumlah uang atau harta”. Salah satu bentuk tindakan yg kemudian membuat sy menambahkan Om Aldus kedalam daftar Idola sy adlah(pembagian tas untuk anak² di sdk Maghilewa),prihatin memang ketika kita pergi ke Maghilewa dan melihat kondisi sekolah yg jauh dari kata layak
    Semoga gerakan ini bisa menginspirasi yg lainnya, sy harus bisa selesaikan kuliah dan jadi org sukses supaya bisa kerja sama nantinya dngn om aldus lakukan gerakan² yg membantu khususnya di sdk maghilewa(ini impian trbsar sy sih ?)

  9. Luar biasa Om Aldus .. Degha Nua merupakan gerakan inovatif yg sangat membantu
    Org bilang bahwa ” Kedermawanan adalah perkara sifat bukan perkara jumlah uang atau harta ” … Membantu dri hal² paling sederhana
    Salah satu tindakan yg kemudian membuat sy menambahkan nama Om Aldus kedalam daftar idola sy adlah(pembagian tas untuk anak² di sdk maghilewa), prihatin memang ketika pergi ke maghilewa dan melihat kondisi sekolah yg jauh dri kata layak,stidaknya pembagian tas ini menjadi salah satu bentuk perhatian kepada anak² sdk maghilewa
    Semoga gerakan dhegha nua bisa menginspirasi yg lainnya untuk terus memperhatikan kampung halamannya
    Sy harus selesaikan kuliah dan jadi org sukses supaya nanti bisa bekerja sama dengan om aldus (diaminkan yah ?)

  10. Saya pribadi kagum dgn apa yg kae buat utk masyarakat khususnya adik2 pelajar di kampung Malapedho dsk. Dhegha (ingat) dengan berbagi baik dlm tindakan nyata maupun ide2 cemerlang juga pada akhirnya dhegha (main2) ke kampung halaman.
    Semoga terus menginspirasi kae.. GBU

  11. Dhegha Nua (gerakan pulang kampung) sunggug keren. Ini benar-benar gagasan brilian. ‘Pulang’ yang cerdas!

  12. Luar biasa kak, saya sangat tertarik dengan program dhegha nua ini. O ya, kak.. saya bersama teman2 saya di kelompok akustik sedang menggarap sebuah karya lewat lagu tentang kerinduan kampung halaman… lagu ini kami persembahkan buat kampung maghilewa. Mungkin dengan karya kecil kami ini nantinya juga kami bisa ikut ambil bagian memperkenalkan kampung maghilewa. O y kak, maaf saya guru d smpn 2 aimere, gurunya ade iga.

  13. Salam, Saya termasuk orang yang tidak bisa berbasa basi,berkata-kata manis, straight the poin. apa yang saya rasakan, itu yang saya sampaikan,real life atau dunia maya. saya kan berkomentar, bercanda atau apalah karena saya mau bukan karena ikut-ikutan apalgi paksaan. ( dan ini pun dikatakan oleh semua orang yg mengenal saya). saya sesekali berkomentar sekedar sapa dan mengutarakan salam di akun twitter bpk.

    Saya belajar banyak dari tulisan – tulisan atau puisi yang bapak share, tentang hidup. saya belajar arti memberi, saya belajar arti kesabaran, saya belajar arti perbedaan . dan saya belajar untuk membuat tulisan,untuk menuangkan iapa yang dirasakan, tapi sampai sekarang ini saya belum percaya diri ( saya sangat suka membaca, travelling, cooking dan menonton)

    Salut dan respect dengan bapak juga mereka – mereka yang memilih pulang kampung tuk membangun daerahnya/kampungnya. yang ingin memajukan daerahnya, ingin memutus rantai kemiskinan juga keterbelakangan.
    karena itu bukanlah suatu keputusan yang mudah, pasti harus meninggalkan segala sesuatunya / merubah pola hidup, berdaptasi kembali lagi, harus mengorbankan segala kelebihan / privillege yang dimiliki.
    Beruntunglah Bapak dan mereka yang bisa melakukan keputusan tersebut.

    Semua orang ( mereka yang bekerja di luar daerah/kampung halaman) pasti ada kerinduan untuk pulang, tetapi tidak semua bisa melakukannya. Karena ada hal hal lain yang menjadi pertimbangan ( tulang punggung yang menafkahi ortu/keluarga, belum adanya materi yang bisa dijadikan jaminan saat mereka pulang, ntah mereka belum punya usaha/tabungan atau apalah, yang mana saat mereka pulang kampung nanti, jika mereka tidak bekerja seperti sebelumnya, tidak kan menjadi sumber masalah keuangan yang baru untuk mereka).

    Untuk memajukan suatu kampung halaman/daerah apalagi negara, selain diperlukan kesiapan sumber daya alam dan materi, juga diperlukan sumber daya alam manusia dan mental serta support dan kerjasama dari keseluruhan elemen, “Perbedaan ‘ kehidupan pasti kan ada, positif atau negatif itu terjadi/ada di muka bumi ini karena suatu alasan pastiny, untuk keseimbangan kita.
    “Perbedaan” dalam suatu keindahan jika di sikapi, dikelola, dikendalikan dengan baik akan mengasih cara yang berbeda saat eksekusinya, Dan untuk hal tersebut bisa tercapai, diperlukan ego yang diturunkan.

    Teruntuk bapak dan siapapun yang telah berani mengmbil langkah “pulang Kampung” untuk membangun, semoga segala sesuatunya dilancarkan, Allah selalu meberikan keberkahan dan perlindungan untuk semuanya. Sehat dan bahagia selalu.

    Stay safe n Stay Healthy

Komentar ditutup.